Pages

Kamis, 20 Oktober 2011

Desa Sade, Desa asli suku Sasak

Kampung Sade (Rembitan) Desanya suku Sasak.
        Desa ini terletak di Kabupaten Lombok Tengah NTB. Desa ini adalah desa asli suku sasak Lombok, yang banyak mempunyai keunikan yang menarik para wisatakan dari dalam maupun luar untuk berkunjung. Dusun ini terletak di tepi jalan Prayakuta, di tepi jalan itu terdapat papan nama besar. 



Papan Nama Desa Sade

       Karena letaknya diatas Bukit, kita bisa melihat tumpukan rumah desa Sade yang bertumpuk seperti gunung. Desa Sade ini masih menjaga keaslian rumahnya sampai sekarang Loh, amazing banget kan?

Rumah Tradisional suku Sasak

Rumah Tradisional 
          
       Rumah Tradisional Suku sasak berdinding dari bilik kayu, atau anyaman kayu serta atapnya dari injuk jerami (seperti rumah tempo doeloe :D). Rumah ini memiliki pintu yang berukuran relatif jauh lebih kecih dari rumah pada umunya. Jadi harus menunduk jika ingin masuk pintu, tujuannya yaitu untuk memberikan rasa hormat kepada orang yang ada didalam/kepada pemilik rumah ketika akan masuk.
 (Gak kebayang kalo orang yang gede masuk, harus jongkok kali yah masuknya). 
      Selain itu satu hal yang paling unik dari rumah itu yakni Lantainya terbuat dari Tanah yang dicampur dengan Kotoran Kerbau. 
Unik bangetkan gak kebayang kalo rumah kita kayak gitu?
It's amazing, isn't it? Lantai rumahnya dari Kotoran Kerbau, Pantesan aja banyak tourist yang dateng.
      Ternyata Bahan-bahan itu, sudah digunakan sejak dulu  dan kotoran kerbau itu gak sembarangan dicampur. Kotoran kerbau berfungsi sebagai Perekat agar Tanah menempel dan mengeras, sehingga membuat lantai tidak cepat rusak. Yang lebih unik lagi, tiap seminggu atau dua minggiu sekali lantai dicuci dan dioleskan lagi dengan kototan kerbau. (Waw gila yah!)
      Tapi jangan salah, walaupun lantainya terbuat dari Kotoran Kerbau, rumah ini sama sekali tidak bau, bahkan sama saja seperti rumah pada umumnya. Lantainya memang terlihat berdebu dengan butiran-butiran tanah yang berwarna agak kekuning-kuningan. Rumah ini memiliki dua ruangan yang terbagi menjadi ruang depan dan ruang belakang. Dua Ruangan itu dibatasi oleh pintu yang berukuran kecil. Ruang belakang memiliki lantai yang lebih tinggi dari yang depan. Ruangan ini adalah kamar bagi kaum wanita dan juga dapur yang saling bersebelahan. Yah uda pastilah, tujuannya untuk kaum wanita memasak dan mempersiapkan makanan.  Sedangakan ruangan depan adalah Kamar untuk orang tua  yang menjadi satu ruangan dengan pintu keluar.
       Di depan rumah terdapat bagunan lumbung padi yang bentuknya sangat khas. Lumbung padi tersebut dipakai bersama-sama dengan keluarga lain, umumnya satu lumbung digunakan bersama-sama, digunakan oleh lebih dari 5 keluarga, sehingga masih sangat kental sifat saling gotong-royong yang ditunjukan oleh penduduk suku Sasak.

     Selain Rumah dusun yang tersusun rapih karena memiliki rata-rata ketinggian yang hampir sama. Mata pencaharian kaum Pria di desa ini sebagian besar petani, ini terlihat dari padi-padi yang ditumbuk. Sedangkan Para wanita menenun kain kain.

Penduduk Desa Sade yang sedang menenun

       Di Desa Sade ini banyak memperlihatkan hasil Tenun yang sangat menarik dan cantik. Hasil tenunan warga Sade berupa taplak meja, kain sarung, kain sal, kain songket, selendang dan lain-lain. Tenunan tersebut dijual di emperan-emperan rumah yang berjajar seperti Toko-toko.
Kain-kain Songket 


Kain-kain Songket

       Semua kain memiliki daya tarik sendiri, dan memiliki tingkat kesulitan yang beragam. Harganya pun beragam tergantung tingkat kesulitan dan lamanya waktu yang dihabiskan dalam Proses Pembuatan. Harganga beragam dimulai dari Rp 50.000 sampai Rp 300.000 perkain. Harganya memang sebanding dengan kain yang begitu cantik. Satu kain dapat menghabiskan waktu 1 minggu bahkan 1 bulan tergantung panjangnya kain dan juga tingkat kerumitan pada corak/pola.


       Kain-Kain Songket sangat cantik dan memilki banyak variasi. Banyak para wisatawan yang membeli kain ini, bahkan para tourist pun banyak yang membeli. (mungin untuk oleh-oleh yah)
        Penduduk Desa Sade hidup rukun, karena tidak merasa bersaing untuk menjual kain-kain songket itu. Karena tiap keuntungan dari hasil penjualan tiap kain dibagi rata, dengan kesepakatan bersama dan dikoordinir oleh satu orang. Dala satu hari mereka dapat mengais penghasilan 100-150 ribu, tergantung ramainya pengunjung yang datang.

     Selain hasil tenunan, yang dijual di Desa Sade ini menjual berbagai macam asesoris, berupa gelang, cincin, yang merupakan ciri khas dari suku Sasak.

  Asesoris 
Gelang-Gelang

         Bukan hanya itu di Desa Sade juga terdapat lukisan-lukisan yang dipajang didinding Toko kain songket itu loh.

Lukisan

Nahh, jika Anda sedang berlibur ke Lombok, Jangan lupa berkunjung ke Desa Sade Jalan Prayakuta, Lombok Tengah NTB, yah ! SEKIAN dan TERIMAKASIH!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar